3.2 dan 4.2 Memahami/ mengindentifikasi handel-handel yang tersedia pada mesin untuk pembubutan

Memahami dan  mengindentifikasi handel-handel yang tersedia pada mesin untuk pembubutan


1.     Kepala Tetap



Pada kepala tetap ini terdapat poros spindle mesin yang berfungsi sebagai tempat kedudukan cekam (chuck). Sehingga ketika poros spindle berputar maka cekam akan berputar. Di dalam kepala tetap terdapat juga puli (pulley) dan belt (sabuk) dihubungkan dengan motor penggerak. Untuk mengubah kecepatan dan arah putaran mesin, puli ini dihubungkan dengan poros spindle mesin melalui susunan roda gigi transmisi di dalam gearbox (kotak roda gigi).

2.     Alat Pencekam

a.       Cekam Rahang Tiga


        


Cekam ini cocok untuk mencekam benda kerja yang silinder atau bersisi habis dibagi tiga. Seperti 3, 6, 9 sisi, dan seterusnya. Umumnya tiga rahang pada cekam ini bergerak bersamaan ketika penguncinya diputar. Disarankan ketika menggunakan cekam ini lakukan sekali pencekaman saja. Jangan terlalu sering pasang copot benda kerja. Karena sulit untuk mengembalikan benda kerja kembali ke senter.


b.     Cekam Rahang Empat


        


Rahang pada cekam ini umumnya bergerak secara independen (sendiri-sendiri). Ada juga yang bergerak secara bersamaan seperti pada cekam rahang tiga. Cekam ini cocok untuk mencekam benda silinder atau bersisi habis dibagi empat. Keuntungan menggunakan cekam rahang empat adalah operator bisa memasang kembali benda kerja sesuai senternya meski sudah pernah melepas benda kerja.

c.      Cekam Kolet ( Collet Chuck)


        


Merupakan perlengkapan mesin bubut yang digunakan untuk menjepit atau mencekam benda kerja yang permukaannya halus dan berukuran kecil. Bentuk lubang pencekam pada kolet ada tiga macam diantaranya, bulat, segi empat dan segi enam.

 

3.      Motor Penggerak

        

    
    
        Motor penggerak berada dibawah kepala tetap atau gearbox. Berfungsi mengubah energi listrik            menjadi energi mekanik atau memberikan mesin tenaga untuk bergerak.

4.      Tombol Emergency Stop      


        Digunakan dalam keadaan darurat untuk mematikan mesin. Tombol ini termasuk hal yang penting         untuk keselamatan kerja. Umumnya mesin-mesin memiliki tombol ini.

5.      Handel atau Tuas

\
        

        Handle pada setiap mesin bubut berbeda-beda. Beda pabrik, beda ukuran, berbeda pula handle-               handlenya. Cara menggunakan handle dapat disesuaikan atau berpedoman pada tabel yang                    menempel pada mesin.

Fungsi dari handle ini ada berbagai macam, antara lain :

a.       Pengaturan kecepatan spindle (rpm)

b.      Pengaturan feeding atau kecepatan pemakanan secara otomatis

c.       Pengaturan arah pemakanan

d.      Pengaturan penguliran

e.       Menyalakan dan mematikan mesin

f.       Pengaturan arah putaran spindle



6.      Eretan

 

    

    Ada 3 jenis eretan yang ada pada mesin bubut, yaitu :

a.       Eretan alas

Ialah eretan yang kedudukannya pada alas mesin dan dapat bergerak ke kiri atau ke kanan sepanjang alas. Di dalamnya terdapat perlengkapan mekanik yang menggerakkan eretan tersebut secara otomatis atau digerakkan dengan tangan.

b.      Eretan lintang

Berada diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas. Gerakan melintang, yaitu menjauhi atau mendekati operator, baik diputar dengan tangan maupun secara otomatis.

Kegunaan eretan ini antara lain untuk memberikan tebal pemakanan pahat atau menggerakan pemakanan pahat. Pada bagian yang dekat dengan pemutarnya terdapat skala ukuran. Dengan skala ini kita dapat mengatur tebal penyayatan pahat.

c.       Eretan atas

terletak di atas eretan lintang dan diikat oleh 2 baut. Pada eretan ini terpasang rumah pahat. Kedudukan eretan dapat diubah-ubah atau diputar 360° sesuai dengan kebutuhan.

Pada bagian alasnya terdapat skala derajat. Eretan ini khususnya untuk membuat tirus dengan sudut yang besar pada jarak pendek. Gerakannya tidak otomatis.

7.      Tool post atau dudukan pahat

Toolpost ini berada di atas eretan atas. Digunakan untuk memegang atau menjepit pahat bubut saat proses pembubutan. Secara umum, tool post ada dua macam, yaitu :

 

a.       Standar Tools Post

        

Tool post yang dalam pengaturan ketinggian mata pahat menggunakan ganjal. Cara pengencangan pahat dengan cara mengencangkan baut-baut yang terdapat di bagian atas tool post.

Menurut jumlah rumah pahatnya tool post standar ada dua macam, yaitu memiliki rumah pahat satu dan rumah pahat empat. Tool post dengan satu rumah pahat, menyebabkan jumlah pahat yang dapat dipasang hanya satu.

Ketika harus mengganti pahat, operator harus mengatur ketinggian lagi untuk pahat selanjutnya. Sedangkan untuk tool post dengan empat rumah pahat, operator bisa memasang maksimal 4 jenis pahat berbeda.

Sehingga hanya perlu mengatur ketinggian pahat sekali saja untuk setiap pahat dan bisa mengganti pahat tanpa harus menyetel pahat lagi.

 

b.     Adjustable tool post

        

Tool post yang dalam mengatur ketinggian mata pahat tanpa menggunakan ganjal. Karena sudah dilengkapi dengan perlengkapan mekanik yang dapat mengatur ketinggian pahat.

Tool post ini ada dua macam, yaitu memiliki rumah pahat satu dan lebih dari satu. Penggunaannya sama dengan standar tool post.

 

8.     Lampu Penerangan

        

Lampu ini digunakan untuk membantu operator melihat benda kerja saat dibubut. Berguna juga untuk membantu operator melihat hasil pengukuran benda kerja. Namun tidak semua mesin bubut dilengkapi dengan lampu.

 

9.      Selang Coolant atau Pendingin

        


Berfungsi untuk menyemprotkan cairan coolant saat membubut. Coolant berguna untuk menyetabilkan suhu alat potong dan sehingga ketajaman mata potong bisa lebih awet dan hasil pembubutan lebih optimal.

Contohnya dalam proses pengeboran benda kerja. Namun tidak semua  jenis alat membutuhkan coolant dalam proses pembubutan.

10. Kepala Lepas

        

Kepala lepas adalah bagian mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan dipasang diatas alas mesin. Guna bagian ini adalah sebagai tempat penahan ujung benda kerja yang dibubut, tempat kedudukan bor waktu mengebor, dan lain-lain.

Kepala lepas atau tail stock dapat digeser dan dikunci oleh operator di sepanjang alas mesin. Kedudukannya berada pada alas tersebut diikat dengan baut dan mur. Porosnya berlubang tirus sehingga dapat dipasang mata bor yang bertangkai tirus.

Kepala lepas terdiri dari 2 bagian, yaitu alas dan badan. Kedua bagian ini diikat oleh 2 atau 3 baut dan dapat digeserkan. Pergeseran ini diperlukan apabila kita akan membubut tirus dengan benda kerja terpasang di antara 2 senter.

 

11. Alas mesin (Bed machine)

        


Alas mesin digunakan sebagai tumpuan gaya pemakanan pada waktu pembubutan dan juga sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest).

 

12. Poros transportir dan poros pembawa

      


   

Poros transportir adalah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium dengan jenis ulir withworth (inchi) atau metrik (mm) yang terletak dibawah eretan alas.

Berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan arah memanjang/ melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya kisar ulirnya antara dari 6 sampai 8 mm.

Poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam proses pemakanan secara otomatis. Untuk pengaturan kecepatan pemakanan otomatis, dapat dilihat dari tabel pemakanan pada mesin.

Agar dapat memilih kecepatan yang tepat dan mendapatkan hasil pembubutan sesuai dengan kebutuhan. Cara pengaturannya mirip dengan pengaturan rpm dengan mengatur handle. 

13. Rem Kaki

        


Digunakan untuk menghentikan mesin. Rem ini sangat berguna ketika mengulir dan berhenti pada posisi tertentu. Dalam keadaan darurat, operator juga bisa menggunakan rem kaki untuk menghentikan mesin.

Demikianlah pembahasan lengkap mengenai komponen utama mesin bubut dan fungsinya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Jangan lupa untuk share informasi ini dengan tema-teman yang lain.

 











Comments

Popular posts from this blog

3.4 dan 4.4 Menganalisis/ menggunakan kecepatan putar mesin bubut untuk berbagai kecepatan potong bahan

3.1 dan 4.1 Memahami/ mengidentifikasi bagian-bagian mesin bubut berdasarkan jenis dan fungsinya

3.3 dan 4.3 Memahami/ mengindentifikasi mesin bubut untuk jenis pekerjaan tertentu yang diisyaratkan